Rabu, 03 Februari 2021

Spill the Tea: Pengalaman Ikut DICTIC!

Hai!

I am here.

Agak bingung juga sih, blog ini mau diisi apa. Mungkin ke depannya aku isi random things kayak segala sesuatu yang berhubungan sama menulis, review film, rekomendasi lagu, pengalaman pribadi, dan lain-lain. Dinikmati aja deh, keabsudran pemiliknya😂

Kali ini, aku mau sharing pengalaman pribadi aku ikut DINUS Cerpen & Tulis Ilmiah Competition a.k.a. DICTIC yang diadakan oleh Universitas Dian Nuswantoro, sebuah universitas swasta akreditasi A di Semarang. Ini kali pertama dan terakhir aku ikut DICTIC. 

Kenapa?

KARENA AKU UDAH KELAS 12, HAHAHAHA (sedih sedikit)

Jujur, aku baru tahu lho ada event se-luar biasa ini. Taunya pas udah pandemi lagi, ya (fine, selama pandemi aku jadi lebih produktif dalam berkarya). Tapi, agak nyesek juga karena enggak bisa hadir di acara ini secara langsung sebab acara ini diadakan secara virtual💁

Dari awal banget, deh. Aku tau ada acara ini, tuh, dari Instagram (I do collect any informations from IG and Telegram). Sempat ragu juga mau ikut apa enggak karena temanya cukup berat, yakni kesehatan. Sampai akhirnya aku memutuskan untuk mendaftarkan diri, itung-itung gratis dan sabi buat nambah pengalaman. Masalah aku mau bikin cerita apa itu nantian. Masalah ceritanya nyambung sama temanya apa enggak itu juga nantian😭

Aku daftar tanggal sekitar tanggal 20 Januari 2021. Habis hari itu, otakku muter-muter, enggak tenang pokoknya mikirin aku harus nulis apa. Omong-omong soal kesehatan, aku enggak kepikiran sama sekali untuk menulis cerita tentang C0V1D. Dan aku juga enggak kepikiran untuk nulis cerita penyakit fisik.

Yang ada di pikiranku apa?

Penyakit mental.

Karena aku ada kenalan yang memiliki penyakit mental, yakni skizofrenia ini yang pada akhirnya aku angkat menjadi sebuah cerita.

Tapi aku sangsi kan, ya. Memangnya boleh? Memangnya termasuk dalam tema?

Akhirnya tanggal 22 Januari aku memberanikan diri buat tanya ke kakak panitianya. Terus jawabannya? Betul, tema kesehatan ini tidak terbatas pada kesehatan fisik aja. Namun, tetap harus memperhatikan subtema yang diperlombakan.

Masalah subtema itu sendiri, aku udah pikirin kalau aku bakal ambil subtema generasi peduli sehat.

Why?

Supaya lebih relate dengan kehidupan kita sebagai remaja.

Nah, sekitar tanggal 23 Januari, aku mulai melakukan penelitian kecil-kecilan. Aku baca sekitar sepuluh artikel mengenai skizofrenia ini. Aku juga ada nonton sekitar tiga video dokumenter dan kesaksian orang yang pernah mengidap skizofrenia ini. Dari tiga video itu, ada salah satu yang bilang kalau dulu sewaktu dia masih ada skizofrenia, dia merasa kalau dia memiliki pacar yang sesuai tipe dia banget deh. Aku ambil bagian ini buat jadi konflik dalam cerita.

Lalu, malam harinya, aku wawancara teman aku yang punya skizofrenia tadi. Bukan tentang penyakitnya, namun lebih kepada respon orang sekitar. Aku tanya, bagaimana sih respon sekitar dia kalau lagi kambuh? Kalau kambuh, apakah perlu dikasih minum obat? Apakah kalau kambuh perlu langsung dibawa ke dokter?

Tujuannya apa?

Aku enggak mau ada miss informasi. Sebagai penulis, aku ingin tulisanku enggak sekadar menghibur, tetapi juga mengedukasi👩

Tanggal 24 Januari, baru aku mulai nulis. Serius, deh, padahal deadlinenya tuh tanggal 25 jam 22.00 WIB. Tapi, aku emang pejuang deadline, Gais! Harus nunggu mepet dulu, baru ada ide.

Di hari itu, aku cuma dapet 800 kata, padahal minimal 2000 kata 5 halaman. Panik enggak aku? BANGET!

Aku sampai curhat ke temenku, kira-kira bisa enggak ya, tanggal 25 itu aku nulis minimal 1200 kata. Lagian gimana lagi, ya. Mau lanjut udah enggak kuat. Aku nulis itu sampai jam 1 dini hari. Kan enggak mungkin aku terusin kalau otak dan tubuh ini udah meronta-ronta nyuruh aku tidur.

Dan tanggal 25 itu, tau apa yang aku lakuin? NGEBUT. Hahahahaha. Habis PJJ, aku bener-bener nangkring di depan laptop tanpa berhenti. Dan cerpenku jadi sekitar pukul 8 malem. Jujur, aku tipe orang yang suka minta pendapat orang lain dulu sebelum submit karya. Khusus cerpen yang ini, aku langsung submit no matter what they say😎

Dan yah, aku enggak sadar ada salah ketik sekitar 2 kata.

Tanggal 29 Januari, ada notifikasi dari grup lomba, pengumuman 12 besar! Dan ada namaku di situ, di peringkat 3.

Ada pengumuman juga untuk 12 besar ini, nantinya tanggal 2 Februari disuruh melakukan presentasi.

Di situ aku yang kayak NANIIIIII (WHATTTTT). Memang di juknisnya ada tanggal pemaparan karya, tetapi aku kira cuma untuk cabang lomba KTI aja. Ternyata yang cerpen iya, Cuy😭

Tanggal 30 Januari itu, kami (12 besar dan panitia) ada technical meeting via Zoom.

Aku sempet pesimis, jujur. Kepikiran mengundurkan diri? IYA, HAHAHA😓 Malah kepikiran gini, aku mengumpulkan PPTku, tetapi pas hari H presentasi, aku mobal *JANGAN DITIRU GAES.

Karena aku orang yang terbiasa bekerja di balik layar. Aku suka menulis cerita, tetapi enggak suka kalau harus memaparkannya kepada orang lain. Ini orang asing lagi, ya😭 Walau aku anak OSIS, tetapi aku ini dulunya introvert banget. Sumpah, kalau disuruh public speaking, aku bawaannya deg-degan banget, kalau ngomong jadi enggak jelas, takut salah, kayak mau modar aja.

Tetapi, bukan Alir namanya kalau enggak berani mencoba sesuatu yang baru😣 Aku terus-terusan menanamkan mindset ini: Orang-orang yang sukses seperti presiden, menteri, manager perusahaan adalah mereka yang mau berbicara di depan publik. Intinya, AKU HARUS KELUAR DARI ZONA NYAMAN! Aku enggak mau bukan berarti aku enggak bisa!

Tanggal 1 Februari, aku mengunggah sebuah snapgram di akun keduaku, minta tips 'n trik biar enggak gugup waktu presentasi di depan orang asing. Dan ini jawaban temen-temenku yang aku kompilasi, terus aku pajang di tembok kamarku biar bisa aku baca terus dan bisa aku inget terus😫


How to not be nervous by
temen-temenku:
1. Bismillah💖
2. Enjoy, be yourself!😊
3. Regangin badan, jangan tegang, pakai bahasa tubuh
4. Percaya apa yang kita ucapkan bener
5. Sebelum presentasi, minum air putih dulu

Aku baru buat PPT tanggal 1 Februari itu. Dan malam hari sebelum presentasi, aku juga nulis sekitar 4 lembar apa yang bakal aku presentasiin. Eh, btw, aku punya sedikit tips nih!

Buat PPTmu sesingkat mungkin, bedain kata yang sekiranya perlu kamu jelaskan nantinya saat presentasi. 

Maksudnya gimana?

Gini contohnya (ini PPT yang aku pakai kemarin waktu presentasi)


Lihat deh, di bagian faktor genetik, sistem kimiawi otak, dan lingkungan aku kasih warna yang beda. Tujuannya apa? Ngasih tanda ke aku kalau itu lah waktu yang tepat buat aku kasih penjelasan secara rinci. Sisanya? Aku baca sesuai PPT aja.

Apakah aku sempat mencoba presentasi?

ENGGAKKKK!😌

Mana sempat! Aku memilih untuk tidur lebih awal malam itu. Biasanya aku tidur pukul 1 dini hari, khusus malam itu, aku tidur jam 11.

Pagi tanggal 2 Februari, aku bangun pagi karena acaranya juga mulai jam 8. Jam setengah 8, aku urus perizinan PJJ dulu.

Dan dimulai deh!

Jujur, aku DEG-DEGAN seperempat mati waktu tahu kalau jurinya bukan mahasiswa tetapi DOSEN😭 Pikiranku udah terbang kemana-mana.

Pertama presentasi 12 besar LKTI dulu, baru cerpen. Aku di urutan ketiga dan tiba saatnya aku presentasi. Aku ikutin semua anjuran temen-temen aku.

Entah keajaiban dari mana, LANCAR JAYA CUY😆 Walau di awal mleyat-mleyot sedikit, tetapi semakin ke belakang, bawa enjoy aja lah. Malah presentasiku melebihi batas waktu yang diperbolehkan dan langsung dipotong sama kakak panitia😣 Sempat bikin aku minder juga kan, jadi negatif thinking kira-kira masuk 3 besar enggak karena presentasiku enggak khatam!

Skip, anggap aja semua peserta udah presentasi karyanya dan udah ishoma.

Tiba saatnya pengumuman tiga besar.

Dan namaku disebut di urutan kedua😭💙

Seneng? Banget! Tapi juga gerogiku nambah berkali-kali lipat karena di 3 besar ini, aku harus presentasi ulang DAN AKAN TANYA-JAWAB SAMA JURI.

Udah kan presentasi 3 besar LKTI dulu yang semuanya keren-keren abis!😮 Terus datang waktunya saat aku presentasi~

Dan kalian ingin tahu apa yang terjadi?

Sebuah keajaiban. Lagi.

Aku enggak tahu kenapa tetapi AKU DIBEDAIN😭 Kalau peserta lain harus presentasi ulang, aku enggak! Langsung tanya jawab sama juri. Dan kalian tahu jurinya bilang apa ketika aku tanya, "Bisa saya lanjut presentasinya, Pak?"

Beliau jawab, "Enggak. Saya ingin mengobrol saja dengan kamu."

Aku sempat lihat ekspresi kakak-kakak panitia yang cengar-cengir keheranan😭👍

Aku sendiri lupa ekspresi gimana yang tertampil di wajahku waktu itu. Yang jelas aku kaget, tetapi juga seneng dan excited banget.

Beliau tanya hal-hal yang berkaitan dengan cerpenku. Seperti,

"Kenapa memakai alur maju-mundur, bisa dijelaskan?"

"Kenapa kamu bisa dapat ide cerita seperti ini? Kenapa skizofrenia?"

"Kenapa kamu memakai italic dalam banyak percakapan?"

Sampai yang enggak nyambung sama sekali dengan ceritaku.

"SMA N 1 Purwokerto itu yang di depan gereja kan, ya?"

"Dari Purwokerto, Banyumas, ada penulis yang terkenal. Siapa coba?"

"Pernah baca karyanya (Ahmad Tohari)?"

Terus beliau memberikan kritik terhadap PPTku. Katanya, seharusnya bagian pengenalan skizofrenia itu enggak usah ada. Cukup unsur intrinsik cerpen saja.

Hilang semua kegugupanku, tergantikan oleh rasa "PARAH, ASIK BANGET!"

Aku enggak tahu aku tanya jawab dengan beliau berapa lama. Mungkin sekitar 10 menit? Enggak kerasa soalnya serasa sedang ngobrol dengan temen sendiri😀

SkIP!

Tiba saatnya pengumuman.

Dan ... JENG JENG JENG!!!!

Alhamdulillah aku mendapat juara pertama😭

Sama sekali enggak nyangka. Karena aku se-pesimis itu! Karena aku tahu sainganku adalah siswa SMA/K sederajat di Indonesia. Aku enggak pernah nyesal ikut acara DICTIC ini, karena aku bisa kenal dengan peneliti muda dan cerpenis muda yang keren-keren banget!

Terima kasih untuk semua yang ada; Tuhan Yang Maha Esa, orang tuaku yang selalu mendukung, temen-temenku yang selalu berbesar hati mau membaca dan memberi kritik terhadap karyaku. Terima kasih banget buat kakak-kakak panitia UDINUS *send lots of love💘 yang udah dengan sabar membimbing dari awal. Terima kasih untuk dewan juri yang kece dan kekinian abis. Dan terima kasih juga untuk teman-teman seperjuanganku, sesama peserta lomba.

Untuk penampakan cerpen yang menjadi juara itu, temen-temen bisa cek di sini.

Ditunggu DICTIC selanjutnya!!*yang enggak bisa aku ikutin karena udah enggak cukup umur😌😆

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

hope you enjoy!