Jumat, 29 Oktober 2021

Cerpen: Mentari Terberai di Langit Merah Putih

Juara 1 Lomba Cipta Cerita Pendek Tingkat Nasional Tahun 2021, LENTSCAPE 4.0

oleh SMA IT Ummu Quro Bogor

Mentari Terberai di Langit Merah Putih

Karya: Alir Bening Firdausi

Written around June, 2021 

- dilarang melakukan plagiasi dalam bentuk apapun, baik secara disengaja maupun tidak disengaja - 

Jakarta, 2018 

“Ingatan bangsa ini kan pendek sekali. Baru saja dua dekade, orang-orang sudah lupa  siapa yang memiliki dosa dan bertanggung jawab di atasnya,” Wanita berambut lurus sebahu  itu tersenyum kecil setengah menyipitkan mata menahan kilau blitz puluhan kamera  wartawan, “itulah sebabnya mengapa Indonesia masih dan terus melakukan reformasi. Masih  banyak terjadi ketimpangan, terutama di bidang hukum.” 

Puisi: Purnama Pecah Malam Ini

Juara 1 Lomba Cipta Puisi Teknisiade 2021, Fakultas Teknik, Universitas Gadjah Mada

Purnama Pecah Malam Ini

Karya: Alir Bening Firdausi - Himpunan Mahasiswa Teknik Industri

- dilarang keras untuk melakukan segala bentuk plagiasi, baik secara sengaja maupun tidak disengaja -


Purnama pecah malam ini

Menyaksikanku lalai akan anestesi

Berisikan sumpah-sumpah sampah

yang disuntikkan tikus-tikus berdasi

Yang bergejolak menyeruak ke sekujur alir nadi

mewafatkan syaraf, meniadakan akal sehatku


Purnama pecah malam ini

Dan aku yang telah lumpuh tiada lagi

Kuasa untuk dengar jeritan dan erangan itu

Budak-budak yang dirodi dan dijejali doa-doa

Yang lantas lehernya dililit pasal-pasal karet

buah pemimpinnya tidur kala rapat paripurna


Sanggupkah esok hari aku terbangun?

Lalu menyadari bahwa merah darahku putih tulangku

Perlahan menghitam melebur dosa-dosa penghuni gedung negara

Yang dada mereka sudah dicabik-cabik nafsu

Kemudian nuraninya diganti besi-besi baja


Potong tanganmu, wahai kau yang setiap pagi majeng di pawarta!

Yang diam-diam menimbun harta di rekening pribadi

Yang menyewa wartawan untuk meliput dirimu yang sedang blusukan

Menawarkan senyuman, “Ini dari saya, Bu, semoga membantu.”

Lalu diam-diam berdeham, “Nanti jangan lupa pilih saya ya, Bu.”


Habisi lidahmu, wahai kau yang setiap malam wara-wiri di layar televisi!

Yang sudah biru sebab menyantap dana bantuan layaknya kudapan

Yang sudah biru sebab digerogoti janji-janji basi

Hendak perbaiki ini katanya, mau perbaiki itu omongnya

Oh iya kah? Sedang duit negara untuk perbaiki infrastruktur,

Kau bawa kabur dan asik berlibur


Tanyaku sekali lagi

Sanggupkah esok hari aku terbangun?

Sementara tubuhku telah lebih dulu

Ditimbun nestapa, dikubur sejuta tanya

Perkara kapan kiranya aku, sang rakyat jelata

Tiada lagi ditumbalkan untuk kepentingan petinggi negara

Selasa, 26 Oktober 2021

Puisi: Ketika Kau Mulai Mempertanyakan Keberadaan Tuhan

Juara Harapan 2 Festival Seni dan Olahraga Nasional Tangkai Lomba Penulisan Puisi, Universitas Negeri Yogyakarta Tahun 2021

Ketika Kau Mulai Mempertanyakan Keberadaan Tuhan

Karya: Alir Bening Firdausi - Universitas Gadjah Mada

- dilarang keras untuk melakukan segala bentuk plagiasi dengan sengaja maupun tidak disengaja -


Lilin-lilin temaram mengelus persujudanmu

Yang haus akan permintaan dan pengharapan

Begitu pula kitab yang kini banyak dibaca debu-debu

Menjelma kudapan rayap yang beranak dalam lemari kamarmu


Kau mulai menemui batasan-batasan logika,

“Sungguhkah Tuhan itu ada?”

Lupa dirinya hanya sebuah raga yang disulut embusan nyawa

Sebesar apa egomu sampai berani mempertaruhkan

zat yang membuatmu ada?


Kau dirundung duka, terombang-ambing, lalu hilang arah

“Bila Tuhan ada,

di mana Ia saat hamba-Nya kesulitan?”

Lupa bahwa sejatinya Tuhan ada di mana-mana


;Tuhan tak hanya ada di masjid,

Atau kelenteng, atau gereja, atau pura, atau wihara

Tuhan ada dalam sepi hatimu

Tuhan ada dalam setiap masalahmu

Pun Tuhan ada dalam rahasia-rahasia tergelapmu


Purwokerto, 12 Oktober 2021




hope you enjoy!